Pengendalian Kontaminasi Benda Asing dalam Produk Fisheries
Dalam aplikasi industri perikanan, terkadang banyak pelaku proses lebih terfokus dengan bagaimana menjalankan proses pengendalian bahaya biologi dan bahaya kimia dibandingkan dengan program pengendalian yang terkait dengan benda asing. Lalu bagaimana dengan proses yang tepat bagi perusahaan dalam menjalankan sistem yang dapat mengkontaminasi benda asing dalam produk.
(1) Pengendalian Bahan Baku
Kontaminasi benda asing dapat muncul pada bahan baku produk. Mengingat bahan baku produk fisheries sangat banyak bersentuhan dengan alam, maka tidak lah mengherankan apabila produk bahan baku fisheries sangat rentan atas terdapatnya kontaminan benda asing. Proses pengendalian atas kontaminasi benda asing dapat dilakukan mulai dari program pengendalian pemasok.
(2) Pengendalian Proses
Adalah penting bagi perusahaan untuk dapat menjalankan proses pengendalian dengan tepat. Aplikasi atas status penggunaan peralatan, serta screening atas produk menjadi langkah yang tepat untuk dapat memastikan bagaimana tahapan atas setiap proses dijalankan secara benar dan efektif.
Bagaimana perusahaan dapat memastikan bahwa proses atas pengendalian bahan baku dan proses dijalankan secara tepat dalam manajemen keamanan pangan? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat terkait dengan pelaksanaan program manajemen keamanan pangan dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmal.com, 08129369926, 081335632084)
Bagaimana Mendesain Supply Chain Management dalam Industri Perikanan?
Adalah suatu hal penting bagi perusahaan perikanan untuk dapat mendesain sistem Supply Chain Management yang tepat. Desain Supply Chain Management yang efektif harus diperhitungkan secara tepat dalam Industri Perikanan. Bagaimana program keamanan pangan turut menyeratai aspek jalur rantai pasokan tersebut.
(1) Strategi Hulu
Adalah penting dalam industri perikanan dalam menjaga keberlangsungan pasokan bahan baku ke dalam industri. Berbicara atas pasokan bahan baku dalam industri perikanan adalah investasi yang tidak sedikit. Dalam memastikan keberlangsungan tersebut aspek relasi harus dipertahankan agar tidak terjadi keterbatasan atau ketidakkonsistenan pasokan.
Ada baiknya perusahaan mengembangkan program pembinaan sebagai bentuk investasi tambahan kepada pemasok. Pembinaan tidak hanya dalam proses teknik penangkapan ataupun pengolahan, namun juga ada baiknya dalam bentuk penyediaan koperasi untuk dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan dari pemasok.
(2) Strategi Logistic
Salah satu masalah yang seringkali ditemukan dalam industri perikanan adalah potensi turunnya kualitas dari proses pengiriman barang/ bahan baku. Perusahaan harus memastikan waktu dari pengiriman barang dapat terkoordinasi dengan kebutuhan pabrik. Bagaimana penetapan lokasi penyimpanan-penyimpanan sementara harus dibentuk untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan bahan baku dapat sesuai dengan prasyarat industri perikanan.
(3) Strategi warehousing/ penyimpanan
Perusahaan harus dapat memastikan bahwa pola penyimpanan atas bahan baku dan barang jadi tidak menurunkan kualitas dan keamanan pangan. Program lay out untuk memastikan pemantauan dan FIFO harus dipastikan terkendali dengan tepat. Perusahaan menjaga sistem administrasi secara akurat untuk memastikan bahwa proses penyimpanan barang dapat dijalankan secara efektif.
(4) Strategi Distribusi
Program distribusi harus dipastikan dijalankan dengan mengendalikan keefektifan jalur yang ada. Pastikan seluruh jalur efektif dan memberikan service level terbaik serta dipastikan tidak adanya waktu tunda yang dapat menyebabkan tersendatnya sistem pengiriman barang. Tersendatnya program pengiriman dapat menyebabkan potensi ketidaksesuaian kualitas maupun keamanan pangan produk.
Lakukan proses desain Supply Chain Management dalam perusahaan Anda secara efektif untuk dapat memastikan pertumbuhan bisnis Anda bergerak maju. Penggunaan referensi eksternal yang tepat, amat sangat membantu perusahaan dalam mencapai target yang diharapkan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926/ 081335632084)
Pengelolaan Keamanan Pangan Pada Produk Cooked Perikanan
Dalam proses pengelolaan atas keamanan pangan, perusahaan harus memastikan bahwa kategori terkait dengan metode konsumsi menjadi pertimbangan penting terkait dengan analisis bahaya.
Bagaimana proses pengelolaan keamanan dilakukan untuk jenis produk kategori cooked.
(1) Penetapan Risk Area
Produk cooked memiliki tingkat resiko atas produk yang tinggi, berbeda dengan produk raw frozen. Dalam produk cooked produk telah mendapatkan aspek penanganan pemasakan yang memiliki potensi pemberian temperatur dan waktu untuk meningkatkan jumlah mikrobiologi setelah proses pemasakan. Perusahaan harus memastikan adanya pemisahan area yang tepat untuk memastikan adanya pemisahan terkait dengan area resiko (high risk area) dan area dengan penanganan ketat (high care area).
(2)Pengendalian temperatur produk
Produk cooked frozen harus selalu dipastikan berada dalam kondisi rantai dingin. Ada baiknya perusahaan menjalankan proses pengendalian yang ketat pada temperatur produk setelah pemasakan, untuk memastikan bahwa penurunan temperatur dilakukan secara cepat untuk menjaga kesesuaian dari tekstur produk yang dimaksud.
(3) Pengendalian PRP
Perusahaan harus dapat memastikan bahwa PRP dijalankan secara efektif. Memastikan no pathogen availability dalam area proses adalah penting. Menjalankan desain sanitasi dan program cleaning adalah bagian penting yang tidak dapat ditawar dalam mengendalikan keamanan pangan yang dimaksudkan tersebut.
Bagaimana perusahaan merancang desain keamanan pangan yang tepat dan efisien? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan desain keamanan pangan dapat dijalankan dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Mendesain Control Measure yang Tepat pada Industri Perikanan Beku
Dalam industri pengolahan pangan khususnya perikanan beku, adalah hal yang penting bagi perusahaan untuk memastikan tersedianya control measure untuk memastikan bahwa resiko keamanan pangan dihilangkan ataupun diminimalkan.
Lalu bagaimana program desain control measure ditetapan pada industri perikanan beku?
(1) Penerapan General Control Measure
Penetapan general control measure adalah menjalankan pola control measure umum dalam proses pelaksanaan keamanan pangan. Salah satu contoh General Control Measure adalah prinsip pelaksanaan PRP seperti, pest control, sanitasi dan cleaning. Penerapan general control measure dalam industri perikanan beku wajib dijalankan dalam frekuensi yang tepat dan metode yang akurat. Ada baiknya proses validasi dikembangkan untuk memastikan bahwa standar yang dijalankan telah sesuai.
(2) Penerapan Specific Control Measure
Penerapan atas specific control measure dapat dijalankan dengan memastikan bahwa program pelatihan serta pelaksanaan evaluasi yang tepat dapat meminimalkan resiko. Specific control measure dalam bentuk pengembangan sistem traceability yang tepat dalam pengadaan barang beserta seleksi dan evaluasi yang dijalankan adalah salah satu bentuk cara yang efektif dalam meminimalkan resiko yang ada.
Sudahkan Anda menyusun control measure dalam tahapan proses Anda? Lakukan proses pencarian referensi ekstrnal yang tepat untuk mengembangkan sistem operasional industri perikanan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Mengenal Material Sanitizer dalam Proses Sanitasi Industri Pangan
Dalam industri pangan, adalah menjadi hal yang penting untuk dapat memastikan bahwa penggunaan bahan kimia sanitasi adalah sesuai untuk menjamin keamanan pangan dalam perusahaan dijalankan.
Banyak perusahaan, yang mengambil posisi meminimalkan penggunaan material kimia sanitasi dengan alasan melihat efek buruk dari efek samping bahan kimia. Namun, dalam beberapa kondisi, proses pembersihan dengan material kimia adalah suatu proses sanitasi yang paling efektif untuk dilakukan proses sanitasi/ pembersihan.
Ada baiknya perusahaan mengenali material sanitasi yang akan dipergunakan untuk melakukan proses pembersihan di area kerja/ proses produksi.
(1) Alkohol dan Senyawa Fenol
Alkohol terbukti dapat membantu menghilangkan/ membunuh baketeri pseudomal serta baketeri E.coli ataupun patogen lainnya. Namun kelemahan dari material ini adalah tingkat penguapannya yang cepat sehingga beresiko tidak stabil selama penyimpanannya dan memiliki waktu kontak dengan permukaan yang cepat. Proses pengenceran atas material ini diusahakan dilakukan secara tepat dan efektif untuk menghilangkan konsentrasi yang terlalu tinggi (beresiko mengurangi waktu kontak dengan permukaan) ataupun konsentrasi terlalu rendah (beresiko tidak efektif dalam membunuh bakteri patogen).
(2) Chlorin
Senyawa chlorin adalah senyawa pengoksidasi sehingga sangat efektif dalam membunuh bakteri. Hampir seluruh jenis bakteria termasuk dalam fase spora dapat dikurangi bahkan dihilangkan dengan senyawa chlorin. Mengingat material ini adalah pengoksidasi kuat, maka terdapat kecenderungan untuk tidak stabil dalam konsentrasi. Chlorin akan bereaksi lemah apabila permukaan tetutupi dengan pengotor organik.
(3) Ammonium Quart
Senyawa kimia yang dipergunakan sebagai bahan pembunuh bakteri yang cukup efektif. Jenis ini akan sangat efektif bekerja dalam kondisi air yang bersih dapat membunuh jamur dengan senyawa bakteri lainnya. Kesulitan terbesar adalah apabila material ini dicairkan pada air dengan kondisi kotor/ tidak bersih.
(4) Triclosan
Bahan kimia ini seringkali dipergunakan di dunia kedokteran sebagai pembunuh bakteri. Namun beberapa penelitian menyebutkan bahwa material ini ditemukan tidak efektif dipergunakan apabila dimasukkan sebagai senyawa tambahan dalam sabun.
Bagaimana dengan material sanitasi yang perusahaan Anda pergunakan saat ini? Beberapa industri pangan menggunakan material sanitasi yang terdiri dari berbagai macam komposisi yang dapat dipergunakan untuk secara simultan membunuh bakteri. Namun ada baiknya proses validasi dan verifikasi terhadap material bahan kimia tersebut dijalankan oleh perusahaan dengan tepat dan efektif. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Menjalankan Initial Validation dalam Industri Pangan
Dalam menyusun Sistem Manajemen Keamanan Pangan, secara umum perusahaan tidak langsung dapat menjalankan program validasi berdasarkan data atau kajian operasional. Hal ini dapat dipahami mengingat bahwa pada saat proses awal, tentunya perusahaan tidak memiliki data yang mencukupi untuk dijadikan acuan validasi.
Lalu bagaiman perusahaan melakukan proses validasi? Terdapat 3 (tiga) cara untuk menjalankan proses validasi awal dalam industri pangan.
Cara 1, Referensi Ilmiah
Penggunaan atas referensi ilmiah dapat dipergunakan untuk melakukan proses manajemen pengelolaan pangan. Dalam beberapa hal, kegiatan referensi ilmiah ini nantinya perlu untuk dijustifikasi kembali untuk memastikan status validitasnya.
Cara 2, Tenaga Ahli/ Konsultan
Perusahaan dapat menggunakan jasa tenaga ahli/ konsultan untuk kepentingan atas validitas awal dari Sistem Keamanan Pangan yang disusun. Akan menjadi lebih baik lagi bagi perusahaan, apabila perusahaan tersebut menggunakan jasa konsultan yang sudah memiliki pengalaman yang memadai dalam proses penanganan keamanan pangan.
Cara 3, Verifikasi Data Awal
Tahapan ini dilakukan untuk memastikan bahwa sistem yang sudah terbentuk adalah dapat memastikan bahwa sistem yang disusun dapat menjamin pencegahan kontaminasi.
Bagaimana dengan proses validasi awal di perusahaan Anda? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk memastikan bahwa Sistem Manajemen Keamanan Pangan dalam perusahaan Anda dapat berjalan secara efektif. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Penerapan Keamanan Pangan pada Industri Pakan
Program keamanan pangan, bersifat menyeluruh dalam rantai pangan. Termasuk di dalamnya adalah penerapannya dalam industri pakan, baik itu pakan peternakan maupun perikanan. Lalu bagaimana proses penerapan keamanan pangan dijalankan dalam industri pakan?
Penerapan keamanan pangan dalam industrik pakan dijalankan dengan melakukan tahapan sebagai berikut:
(a) Penerapan GMP & SSOP
Konsep keamanan pangan dasar juga berlaku pada industri pakan. Bagaimana prinsip GMP dijalankan, seperti bangunan, lingkungan, premises, lay out & konstruksi serta peralatan. Aplikasi atas SSOP juga berjalan untuk program keamanan pangan dasar. Penerapan atas personel hygiene dijalankan untuk memastikan tidak terdapat kontaminasi lebih lanjut ke dalam produk. Meskipun konsep keamanan pangan cenderung bersifat high care (bukan high risk) adalah penting bagi organisasi untuk memastikan bahwa penerapan GMP & SSOP tersebut dapat dijalankan dengan baik.
(b) Penerapan Pengendalian Bahaya
Memastikan bahwa bahaya terkendali melalui sistem yang tepat dan efektif. Perusahaan menyusun desain proteksi dan pengendali agar bahaya tidak melebihi standar persyaratan. Beberapa bahaya yang terbilang cukup signifikan pada industri pakan adalah bahaya kimia (seperti residu atas pestisida ataupun pupuk) , bahaya biologi (parasit dalam produk) serta bahaya fisik (yaitu logam). Sistem pengendalian yang dilakukan bisa dilakukan melalui SOP (seperti pengendalian supplier), rekaysasa teknis (seperti instalasi metal detector), ataupun melalui PRP (Pre Requisite Program).
Perusahaan harus dapat memastikan bahwa program keamanan pangan dijalankan dengan tepat, efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dalam industri pakan sendiri, penerapan keamanan pangan dapat menggunakan program sertifikasi seperti FAMI-QS, BAP (khusus pakan perikanan), HACCP, serta FSSC.
Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dan efektif untuk memastikan bahwa program keamanan pangan pada produk pakan Anda terkelola dengan baik. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Desain Program Personel Hygiene
Penetapan atas sistem Personel Hygiene adalah suatu hal yang wajib bagi perusahaan dalam menerapkan Sistem Manajemen Keamanan Pangan. Dalam program keamaan pangan, sistem personel hygiene terdiri atas beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyusunan Sistem Manajemen Keamanan Pangan.
(1) Sistem Pengendalian Akses Personel
Perusahaan harus mengidentifikasi lokasi dimana resiko atas pengendalian keamanan pangan. Dimana dalam tingkatan resiko yang dimaksudkan tersebut, perusahaan harus memastikan bahwa akses yang terkait dengan lokasi tersebut harus dipastikan terkendali dengan keamanan yang maksimal.
(2) Sistem Pengendalian Kesehatan Karyawan
Perusahaan menyusun sistem yang terkait dengan program pengendalian kesehatan maupun medical check up karyawan. Penjelasan atas sistem pengendalian kesehatan karyawan menjadi salah satu nilai penting dari personel hygiene.
(3) Pengendalian Prilaku Karyawan
Adalah penting bagi perusahaan untuk dapat memastikan bahwa prilaku karyawan dijalankan secara tepat dan efektif. Mempertimbangkan bagaimana pengendalian prilaku tersebut dapat terhindar dari potensi penyimpangan keamanan pangan.
(4) Pengendalian Kebersihan Karyawan
Perusahaan harus memastikan adanya jaminan bahwa karyawan menjaga kebersihan selama proses produksi. Dimana dalam kegiatan program pengendalian kebersihan tersebut , karyawan memastikan adanya sistem pencucian tangan, proses ketika karyawan menjalankan program toilet, kebersihan pakaian, maupun perlengkapan seragam yang melekat.
Adalah penting bagi perusahaan untuk dapat memastikan bahwa Sistem Personel Hygiene dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang ditetapkan. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam proses pengendalian keamanan pangan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Manfaat Strategis Sertifikasi Keamanan Pangan
Pada saat ini, sudah menjadi tuntutan penting dan wajib bagi industri pangan untuk menerapkan Sistem Manajemen Keamanan Pangan. Regulasi pemerintah memastikan adanya suatu kewajiban penting agar perusahaan dapat memiliki dasar-dasar penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan. Beberapa perusahaan yang telah menerapkan Sistem Manajemen Keamanan Pangan juga melihat adanya kebutuhan untuk dapat menjalankan program sertifikasi keamanan pangan.
Banyak perusahaan melihat bahwa sertifikasi adalah hanya sebagai pelengkap dari tuntutan perusahaan bukanlah sebagai manfaat strategis yang penting bagi internal perusahaan.
Lalu apa saja manfaat strategis dari sertifikasi manajemen keamanan pangan bagi perusahaan?
(1) Memberikan investasi strategis bagi sistem perusahaan
Perusahaan sebaiknya tidak melihat berapa nilai investasi yang dikeluarkan, namun perusahaan sebaiknya melihat seberapa besar kelolosan dari kerugian sistematis muncul dan memberikan pengaruh negatif pada perusahaan. Nilai yang seringkali disebut sebagai Quality Cost atau Food Security cost, memiliki nilai lebih terkait dengan bagaimana perusahaan dapat mencegah kelemahan yang muncul dari tidak adanya sistem.
(2) Mengembangkan fungsi SDM
Sistem membuat operasional perusahaan menjadi terencana, terukur dan dapat terevaluasi dengan baik. Peranan sertifikasi dapat menjadi tantangan bagi perusahaan dan sumber daya manusia untuk lebih optimal menjalankan konsep strategis dalam perusahaan. Pengembangan kompetensi dan program pelatihan menjadi bagian penting agar SDM dalam perusahaan lebih dapat teroptimalkan.
(3) Pengembangan Budaya Kerja
Sistem Manajemen keamanan Pangan menuntut adanya konsistensi prilaku Sumber Daya Manusia, khususnya prilaku yang terkait dengan bagaimana Sistem Manajemen Keamanan Pangan tersebut dapat memaksa konsistensi dalam penerapan budaya kerja yang dipersyaratkan tersebut. Aspek strategis dari komitmen dan konsistensi budaya kerja tersebut menjadi bagian penting dalam investasi perusahaan.
Pastikan proses sertifikasi keamanan pangan perusahaan Anda, menjadi bagian penting untuk mengoptimalkan konsep strategis perusahaan Anda. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dan strategis dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Menerapkan OPRP dalam Industri Pangan
Dalam sistem manajemen keamanan pangan, penerapan PRP (Pre Requisite Program) adalah penting dan menjadi dasar dari proses penyusunan HACCP. PRP dalam industri pangan skala menengah dan kecil bukanlah suatu masalah yang mudah untuk dipecahkan, pertimbangan terkait dengan budget, nilai jual produk ataupun terhadap kapasitas sumber daya manusia merupakan hal penting yang harus dipecahkan.
Dalam kondisi dimana PRP tidak dapat terpenuhi, perusahaan harus dapat memastikan bahwa Sistem Persyaratan terkendali dan dapat memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan tersebut. Untuk itulah perusahaan dapat menjalankan OPRP (Operational Pre Requisite Program) yang merupakan bagian penting dari bagaimana sistem tersebut dijalankan. Lalu apa yang dimaksud dengan OPRP.
1) OPRP adalah tindakan pengendali khusus yang didesain untuk memastikan bahwa sistem dapat terkendali. Sebagai contoh perusahaan yang tidak memiliki metal detector harus menjalankan fungsi pemeriksaan terkait dengan filter produk, serta adanya aspek resiko kontaminasi yang masuk ke dalam produk.
2) OPRP adalah tindakan untuk memastikan bahwa bahaya signifikan dapat terkendali dalam batasan yang dapat diterima
Memastikan adanya sistem pemeriksaan pisau yang digunakan untuk memastikan tidak adanya pisau yang hilang atau menjadi kontaminan di dalam produk.
Adalah hal yang sangat penting bagi pelaku praktisi keamanan pangan untuk juga memastikan OPRP terlaksana, namun pengendalian terkait OPRP itu sendiri memerlukan suatu sistem verifikasi yang ketat dan efektif. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
-
Arsip
- November 2023 (1)
- Mei 2023 (1)
- Desember 2022 (1)
- Januari 2022 (1)
- Januari 2021 (1)
- Desember 2020 (2)
- Agustus 2020 (1)
- Mei 2020 (1)
- April 2020 (1)
- September 2019 (1)
- Juli 2019 (1)
- September 2018 (1)
-
Kategori
-
RSS
Entries RSS
Comments RSS