Menyusun VACCP yang Tepat dan Efektif
Proses penyusunan VACCP (Vulnerability Analysis Critical Control Point) adalah salah satu dari persyaratan yang ditetapkan pada standar sertifikasi BRCGS (British Retail Consortium Global Standard) dan FSSC (Food Safety System Certification). Latar belakang yang mendasari mengapa VACCP dijalankan di dalam perusahaan sangat mendukung keamanan pangan.
Untuk dapat memiliki VACCP yang tepat, perusahaan sebaiknya melakukan langkah-langkah berikut.
(1) Menetapkan Tim VACCP
Penetapan tim diperlukan, mengingat bahwa manual VACCP bukanlah pekerjaan dari satu orang personel saja. Namun juga menjadi analisis yang lengkap dari seluruh proses yang ada dalam perusahaan. Proses risk assessment yang dijalankan untuk melakukan analisis terkait dengan fraud dan potensi subtitusi dapat teridentifikasi dari setiap kegiatan proses yang dijalankan dalam perusahaan.
(2) Melakukan penetapan atas resiko
Penetapan atas resiko diidentifikasi dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk di dalam issue yang terkait dengan potensi yang muncul dari bahan baku ataupun supplier. Penetapan atas resiko ini dilihat dengan adanya informasi seperti kemunculan kasus yang terkait dengan subtitusi atau penipuan terkait dengan bahan baku dan material yang ada. Setiap resiko dilakukan analisis tidak hanyak terkait dengan faktor eksternal (supplier) , tetapi juga pada proses yang ada dalam perusahaan. Terdapat beberapa tahapan proses yang berpotensi menimbulkan mekanisme fraud yang ada dalam perusahaan.
(3) Menetapkan proses pengendalian proses dan resiko
Sama seperti pengendalian resiko lainnya, penetapan atas SOP (Standard Operating Procedure) yang terkait dengan penanganan resiko harus dipastikan mampu untuk meminimalkan kemungkinan resiko yang dimaksud. Analisis due dilligence patut menjadi salah satu contoh bagaimana perusahaan menjalankan penanganan resiko yang muncul terkait dengan fraud dan sabotase yang dimaksud.
Bagaimana perusahaan Anda dapat mengendalikan resiko atas fraud dan subtitusi ? Lakukan setiap tahapan dengan cermat dan apabila diperlukan, perusahaan dapat mempergunakan referensi eksternal yang tepat dalam proses pengendalian resiko yang dimaksud. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Penetapan Protokol Covid 19 Dalam Industri Pangan/ Perikanan
Menghadapi pandemi Covid-19, industri pangan masuk ke dalam sektor kritikal yang diperbolehkan untuk tetap beroperasi selama PPKM. Dalam beberapa kondisi, industri pangan adalah industri yang memiliki tingkat kontinyutas yang tinggi. Dampak atas resiko pandemi ini akan berefek salah satunya adalah kepada karyawan dan pelanggan yang terkait dengan potensi kemunculan Covid-19 yang dapat berdampak pada keberlangsungan usaha maupun persyaratan keamanan yang ditetapkan dalam sistem operasional perusahaan.
Protokol Covid-19 ini sendiri diaplikasikan ke dalam persyaratan protokol kesehatan karyawan juga, dimana aspek penanganan atas persyaratan kesehatan diperlakukan untuk mencegah adanya Food Born Disease, namun aplikasi yang sama juga dijalankan dalam protokol perusahaan. Lalu bagaimana langkah yang dapat perusahaan lakukan untuk dapat mengaplikasikan protokol Covid-19.
Berikut ini terdapat beberapa tahapan yang perusahaan dapat aplikasikan sesuai dengan persyaratan dari BRC (British Retail Consortium) maupun FSSC (Food Safety System Certification).
(1) Mengaplikasikan Medical Screening yang Tepat
Melakukan proses pemeriksaan terhadap seluruh karyawan yang masuk ke area perusahaan. Melakukan pengecekan temperatur dapat dilakukan sebagai salah satu bentuk screening. Screening lainnya adalah dengan pola pertanyaan kuesioner, dimana karyawan ataupun tamu diberikan serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan risk assessment personel yang akan masuk ke dalam perusahaan. Pemeriksaan atas temperatur dan kuesioner tersebut akan dievaluasi untuk dapat memastikan bahwa persyaratan kesehatan dari karyawan telah memenuhi standar persyaratan.
(2) Menetapkan Protokol Covid-19
Perusahaan memastikan adanya penetapan penjagaan jarak dalam bekerja, program cuci tangan dan penggunaan masker. Konsep pencegahan kontaminasi dan protokol ini juga dijalankan dalam proses penanganan atas material dan bahan kemas. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya potensi kontaminasi dari virus yang menempel di material dan bahan kemas yang dimaksud.
(3) Pelatihan Terkait dengan Protokol Covid-19
Program pelatihan disediakan dan dipastikan dijalankan sesuai dengan program aplikasi yang ada. Bagaimana konsep protokol Covid-19 itu dijalankan, pemahaman terkait dengan pandemi dari Covid-19 serta indikasi yang muncul terhadap penyakit tersebut. Tujuan dari pelatihan tersebut adalah untuk memastikan bahwa seluruh karyawan yang ada dalam perusahaan memiliki pemahaman yang tepat atas Covid-19.
(4) Pengecekan Covid-19 Pada Karyawan
Proses pengecekan kesehatan sangat penting untuk dijalankan, termasuk pemeriksaan terkait dengan Covid-19. Karyawan/ tamu yang bekerja dengan resiko kontak dan berada pada area dimana terdapat resiko kontak, sebaiknya dipastikan untuk melakukan proses pengujian Covid-19. Hasil pengujian didata dan dipastikan apabila terdapat kemunculan kasus, perusahaan melakukan proses penelusuran dan pengujian pada riwayat kontak dari personel yang dimaksud. Produk yang apabila beresiko dapat dilakukan proses pemeriksaan.
(5) Penetapan Kontinyuitas Bisnis
Perusahaan harus memiliki perencanaan strategis apabila dalam kondisi tertentu berhenti operasionalnya karena pandemi. Penetapan SOP contingency dalam proses mengakomodasi terkait dengan kontinyuitas bisnis agar perusahaan dapat berjalan secara terus-menerus.
Bagaimana penetapan sistem pengendalian kesehatan dijalankan terkait dengan pandemi saat ini? Perusahaan harus memastikan bahwa protokol dijalankan secara optimal untuk memastikan kontinyuitas bisnis berjalan secara efektif. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Memahami Pelatihan Wajib Dalam Penerapan HACCP
Dalam prinsip Food Hygiene, pelaksanaan Sistem Manajemen Keamanan Pangan (HACCP) mewajibkan adanya kebutuhan pelatihan. Pelatihan yang terkait dengan implementasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan menjadi bagian penting dan menjadi persyaratan wajib yang harus dipenuhi dalam penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan.
Untuk dapat mengimplementasikan Sistem Manajemen Keamanan Pangan secara tepat, berikut ini adalah pelatihan wajib yang harus diterapkan sesuai dengan persyaratan Food Hygiene.
(1) Pelatihan HACCP
Pelatihan ini berisi seluruh informasi yang memuat teknik penyusunan HACCP sesuai dengan prinsip dasar dari implementasi tersebut. Pelatihan ini diharapkan memuat informasi terkait dengan proses mengidentifikasi bahaya keamanan pangan, proses penetapan titik kritis, serta control measure yang terkait dengan penanganan bahaya. Pelatihan ini sebaiknya juga dilengkapi dengan informasi teknis terkait dengan PRP (Pre Requisite Program)
(2) Pelatihan Chemical Control
Pelatihan ini bertujuan untuk menjaga produk dari potensi bahaya bahan kimia yang beresiko mengkontaminasi produk. Mengklasifikasikan antara bahaya bahan kimia food grade dan non food grade serta bagaimana proses penanganan atas bahan kimia tersebut. Termasuk aspek safety, proses labeling serta penggunaannya untuk mencegah kemunculan kontaminasi.
(3) Pelatihan Penanganan Allergent
Allergent menjadi salah satu bahaya keamanan pangan yang perlu untuk dikendalikan. Pengenalan dan identifikasi atas allergent serta bagaimana proses penanganan allergent tersebut dijalankan untuk dapat memastikan tidak adanya kontaminasi ke dalam produk.
(4) Pelatihan CCP dan OPRP
Apabila di dalam tahapan proses tersebut ditemukan adanya CCP dan OPRP maka personel yang bertanggung jawab di point CCP dan OPRP tersebut dapat menjadi bagian untuk memastikan bahwa Sistem Manajemen Keamanan Pangan dapat memastikan adanya proses pengendalian atas batas kritis dengan tepat dan efektif.
(5) Pelatihan Pest Control
Meskipun banyak perusahaan pangan mempergunakan vendor pihak ketiga, adalah penting bagi perusahaan untuk memahami aplikasi penanganan dari program pengendalian hama. Pengenalan atas hama serta cara penanggulangannya untuk memperkecil peluang kemunculan hama.
Bagaimana dengan program pelatihan Sistem Manajemen Keamanan Pangan yang dilakukan oleh perusahaan Anda? Lakukan proses implementasi pelaksanaan Sistem Manajemen Keamanan yang tepat dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Mendesain Control Measure dalam HACCP
Dalam proses penyusunan HACCP dalam suatu perusahaan, banyak perusahaan mengalami kesulitan dalam mendesain control measure untuk dapat meminimalkan resiko yang ada. Terkadang control measure yang tidak tepat dapat menyebabkan overcost (nilai biaya yang berlebihan), lalu bagaimana control measure ditetapkan dalam perusahaan.
Terdapat 3 (tiga) kategori yang terkait dengan penetapan Control Measure yang ditetapkan dalam HACCP. Berikut ini adalah kategori yang dimaksud.
(1) Control Measure dalam bentuk PRP (Pre Requisite Program)
Penggunaan control measure dalam bentuk PRP diberlakukan pada jenis bahaya yang tidak bersifat signifikan. Dimana proses penetapan control measure ini berbentuk GMP dan SSOP sehingga dapat meminimalkan bahaya yang muncul.
(2) Control Measure dalam bentuk Control Plan
Penggunaan control measure dalam bentuk Control Plan ditetapkan pada desain khusus sesuai dengan bahaya yang telah ditetapkan. Bagaimana control plan tersebut didesain sangat spesifik bisa berbentuk OPRP apabila tingkat resiko yang ditemukan tersebut dapat berdampak membahayakan produk dalam tingkatan yang tidak dapat diterima.
(3) Control Measure dalam bentuk CCP
Pengendalian yang dilakukan untuk tahapan beresiko yang berdasarkan pada pohon keputusan HACCP memberikan resiko pada tingkatan yang tidak dapat ditoleransi. Penetapan control measure sangat spesifik dan harus tervalidasi untuk memastikan kesesuaian atas persyaratan yang ditetapkan.
Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan yang efektif dalam perusahaan Anda. Lakukan penetapan referensi eksternal yang tepat dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Pengelolaan Keamanan Pangan Selama Masa Pandemi
Dalam proses pengelolaan standar keamanan pangan yang diterbitkan oleh BRC (British Retail Consortium), maka sistem pengelolaan keamanan pangan mengalami banyak perubahan terkait dengan proses pengelolaan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dalam perusahaan.
Lalu bagaimana proses pengelolaan keamanan pangan yang dijalankan sesuai dengan persyaratan dari Sistem Pandemi dalam perusahaan? Berikut ini adalah beberapa desain sistem yang ditetapkan oleh BRCGS (British Retail Constortium Global Standard), lalu bagaimana desain sistem yang dimaksudkan tersebut.
(1) Pemastian Adanya Identifikasi Issue Pandemi dalam Penilaian Resiko
Melakukan proses pelaksanaan yang terkait dengan bagaimana issue pandemi tersebut memberikan resiko ke dalam perusahaan. Memastikan analisis atas issue pandemi tersebut ke dalam perencanaan Sistem Manajemen Keamanan Pangan.
(2) Proses Implementasi Sistem
Menyediakan sistem yang dipergunakan dalam proses pengendalian dan penanganan apabila resiko adanya pandemi muncul dalam ruang lingkup perusahaan. Bagaimana perusahaan dapat memastikan terjalankan dengan tepat dan efektif.
(3) Sistem Evaluasi dan Pemantauan Sistem
Seluruh kegiatan pertemuan dan internal audit harus dapat dipastikan tersedia kegiatan untuk mengantisipasi resiko yang terkait dengan issue pandemi. Memastikan bahwa faktor issue ini terkaji dengan tepat sebagai bagian dari proses pemastian adanya sistem pemantauan dari issue pandemi tersebut.
Perusahaan diminta untuk mengakomodasi perubahan sistem yang dijalankan dalam perusahaan. Bagaimana perusahaan memastikan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dapat mengakomodasi issue pandemi yang muncul. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk memastikan adanya pengendalian Sistem Manajemen Keamanan Pangan dapat terakomodasi pada issue pandemi. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Program Pelatihan HACCP di Industri Perikanan
Sedikit berbeda dibandingkan dalam industri pangan lainnya, penerapan HACCP dalam industri perikanan diminta untuk mengikuti pakem yang secara umum ditetapkan dalam proses pengolahan perikanan yang tepat. Untuk lebih mengoptimalkan penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan, program pelatihan yang tepat dapat dipergunakan untuk memastikan penerapan keamanan pangan dijalankan dengan tepat dan efektif.
Berikut adalah pelatihan 1 (satu) hari yang dapat dipergunakan sebagai panduan dalam Industri Pengolahan Perikanan.
(1) Pengenalan Pre Requisite Program
Dalam materi ini, partisipan akan mendalami prakterk aplikasi yang dibutuhkan sebagai dasar penerapan GMP dan SSOP dalam industri perikanan yang bermanfaat untuk meminimalkan bahaya keamanan pangan.
(2) Pengenalan Bahaya Keamanan Pangan
Mengidentifikasi seluruh bahaya keamanan pangan yang ada dalam industri perikanan. Bahaya keamanan pangan tersebut termasuk di dalamnya adalah bahaya fisik, kimia, serta biologi. Melakukan proses identifikasi status signifikansi dari bahaya yang ada untuk memastikan kesesuaiannya.
(3) Penetapan Critical Control Point
Melakukan pelatihan atas penggunaan pohon keputusan CCP untuk memastikan status kritis atau tidaknya tahapan proses.
(4) Pengelolaan Control Measure
Menjalankan tindakan pengendalian untuk dapat meminimalkan bahaya yang ada. Termasuk untuk melakukan tindakan yang tepat terkait dengan proses pengolahan dan pengendalian yang dijalankan dalam industri perikanan.
Dengan meningkatkan kompetensi dari pengolah industri perikanan, diharapkan maka pengembangan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dalam perusahaan bisa berlangsung dengan baik dan tepat. Lakukan pencarian referensi eksternal yang tepat terkait dengan pengelolaan keamanan pangan dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Pengendalian GMP dalam Industri Perikanan
Dalam industri pangan/ perikanan, penerapan PRP adalah suatu persyaratan mutlak atas bagaimana proses penanganan serta pengolahan produk dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditetapkan. Lalu bagaimana cara yang paling tepat untuk melakukan pengendalian GMP dalam industri perikanan?
(1) Mengenali Resiko Keamanan Pangan
Desain atas GMP dijalankan dengan mempertimbangkan seberapa besar resiko yang terdapat pada setiap area. Sangat penting untuk melakukan proses evaluasi area dengan tepat. Area dengan resiko yang tinggi akan memiliki proses pengendalian yang lebih ketat dibandingkan dengan area yang memiliki resiko rendah. Proses ini dapat dijalankan untuk dapat meminimalkan budget yang disediakan oleh perusahaan untuk menyusun sistem GMP yang tepat dan efektif.
(2) Sistem pengelolaan GMP
Ada baiknya setiap sistem GMP yang dipilih perusahaan harus dapat mempertimbangkan efek jangka panjang yang dipersyaratkan. Proses pengelolaan harus dapat dipastikan disesuaikan dengan sumber daya yang dipersyaratkan dalam sistem GMP yang dimaksud. Pengelolaan harus disesuaikan dengan kemampuan perusahaan untuk menjaga konsistensi. Proses improvement diperlukan untuk memastikan bagaimana implementasi dijalankan. Sanitasi adalah salah satu program yang dijalankan untuk memastikan bahwa
(3) Program Verifikasi dan Validasi
Proses atas pengujian efektifitas atas sistem GMP harus dipastikan dijalankan sesuai dengan tepat dan efektif. Proses verifikasi itu sendiri dilakukan untuk memastikan bahwa sistem GMP yang dijalankan dapat dengan tepat mendukung persyaratan keamanan pangan. Sedangkan prinsip validasi adalah kepada proses konfirmasi atas sistem GMP yang telah ditetapkan. Salah satu proses verifikasi yang dijalankan adalah dengan melalui proses audit GMP.
Bagaimana proses desain GMP di perusahaan Anda? Lakukan penetapan proses referensi yang tepat terkait dengan pelaksanaan GMP di perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com. 08129369926)
Pengendalian Pemasok Bahan Baku
Dalam industri perikanan, adalah penting bagi perusahaan untuk melakukan proses pengendalian terhadap pemasok adalah bagian penting dalam penerapan kualitas dan keamanan pangan. Penerapan atas pengendalian pemasok bahan baku perikanan termasuk ke dalam klasifikasi high risk (resiko tinggi).
Berikut adalah program pengendalian pemasok yang dapat dijalankan oleh perusahaan/ industri perikanan.
(1) Program Audit Pemasok
Kegiatan audit pemasok dijalankan pada jenis pelanggan yang bersifat high risk. Sebenarnya kegiatan audit pemasok ini dijalankan untuk dapat memaksimalkan fungsi pemeriksaan atas komitmen sistem dari pemasok. Mengingat pada tingkat resiko yang dimiliki oleh pemasok tersebut, desain dari audit pemasok harus disusun secara tepat dan maksimal.
(2) Program Seleksi Supplier
Proses atas seleksi pemasok dijalankan untuk dapat memastikan bahwa supplier yang terpilih telah memenuhi standar minimal dari kualifikasi pemasok. Bagaimana konsep atas seleksi supplier diproses adalah bagian penting untuk menjadi bagian sistem pengendalian yang optimal. Perusahaan harus dapat memastikan bahwa konsep kualifikasi adalah benar menjadi persyaratan dari konsep seleksi supplier.
(3) Pelatihan dan Pembinaan
Konsep atas pelatihan dan pembinaan dijalankan oleh perusahaan untuk dapat mengoptimalkan strategi pengelolaan atas pemasok kecil ataupun pemasok tunggal. Dimana berdasarkan kebijakan perusahaan, menjadi bagian utama yang menjadi pendukung usaha.
Bagaimana perusahaan dapat menjalankan program pengelolaan pemasok yang tepat? Ada baiknya perusahaan menjalankan proses pengelolaan pemasok yang tepat untuk dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis serta faktor keamanan pangan dari perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Peranan QA dalam Mengelola Sistem Manajemen Keamanan Pangan
Dalam industri pangan, sangat penting apabila Sistem Manajemen Keamanan Pangan dipastikan terlaksana secara tepat dan efektif. Dalam proses implementasi sistem yang tepat dan efektif, adalah sangat strategis bagi perusahaan perikanan untuk mendesain fungsi Quality Assurance dalam perusahaan.
Sedikit berbeda dengan Quality Control, Quality Assurance memiliki 5 (lima) peranan penting yang menjadi pembeda utama dari Quality Control.
(1) Fokus Ruang Lingkup Pekerjaan
Quality Assurance berfokus pada area yang lebih berorientasi ke dalam penyusunan sistem. Bagaimana sistem didesain tidak hanya terkait dengan output yang bersifat produksi saja. Namun juga memastikan setiap tahapan proses dijalankan sesuai dengan persyaratan normatif yang ditetapkan oleh perusahaan. Dibandingkan dengan QC, peranan dan pengaruh QA adalah sangat luas hingga mencapai pada keseluruh sistem operasional yang ada dalam perusahaan.
(2) Evaluasi Sistem
Peranan penting lainnya sebagai Quality Assurance adalah memastikan bahwa sistem yang terbentuk dapat terukur dan terevaluasi dengan tepat efektif. Program evaluasi itu sendiri dilakukan dengan menggunakan program internal audit, inspeksi pelaksanaan GMP dan kegiatan verifikasi atas sistem. Penanganan evaluasi dapat dilakukan melalui program penanganan ketidaksesuaian produk, seperti keluhan pelanggan.
(3) Contract Review
Quality Assurance bertugas untuk melakukan evaluasi atas spesifikasi yang ditetapkan terkait dengan kontrak/ kesepakatan yang terkait dengan persyaratan kualitas. Bagaimana QA melakukan proses review terhadap seluruh parameter kualitas yang menjadi bagian penting dalam penetapan kesepakatan antara manufacturing dengan customer. Penetapan kualitas yang disepakati menjadi bagian utama dalam mendesain proses dan penetapan produk kepada pelanggan.
(4) Implementasi Sistem
Dalam proses mendesain sistem, program implementasi adalah hal penting yang menjadi tantangan tersendiri. Quality Assurance harus dapat memastikan fungsi-fungsi dalam organisasi dapat menjalankan sistem dengan tepat dan meningkatkan organisasi atas definisi sistem itu sendiri.
(5) Mengembangkan Budaya Food Safety
Salah satu poin terpenting yang menjadi bagian penting dalam penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan adalah bagaimana perusahaan mendesain budaya dari sistem itu sendiri. Memastikan bahwa awareness terbentuk dan menjadi bagian utama dari perusahaan untuk mampu mengelola sistem dengan optimal.
Bagaimana dengan penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dalam perusahaan Anda? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat menghasilkan penerapan sistem manajemen keamanan pangan yang efektif dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Menjaga Keberlangsungan Bisnis Perikanan
Dalam dunia usaha, adalah hal penting untuk memastikan bahwa keberlangsungan usaha dapat terjaga. Lalu bagaimana strategi yang dapat dilakukan untuk menjalankan program keberlangsungan bisnis usaha perikanan. Berikut adalah strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan terkait dengan program pemastiany kontinyuitas dari usaha perikanan.
(1) Kekuatan untuk Pengendalian Resiko
Salah satu kunci kekuatan dari industri perikanan adalah bagaimana proses pengendalian resiko dijalankan. Untuk meminimalkan resiko yang dimunculkan bisnis perikanan menjalankan beberapa strategi penting, seperti meminimalkan rantai supply pengadaan dengan meminimalkan bentuk dari rantai proses. Ataupun konsep lainnya terkait dengan dengan resiko atas keamanan konsumen. Bagaimana prinsip atas resiko yang muncul terhadap konsumen dapat diminimalkan.
(2) Kekuatan dalam Inovasi Produk
Salah satu permasalahan dalam bidang komiditi adalah fluktuatif harga. Adalah menjadi tantangan bagi perusahaan untuk dapat menjaga agar fluktuatif harga dapat terkendali. Meminimalkan penggunaan bahan baku dengan pola fluktuatif yang tinggi dengan pengembangan produk-produk baru. Bagaimana produk-produk baru tersebut dapat dipergunakan untuk meningkatkan nilai jual dengan resiko nilai beli yang terkelola dengan tepat.
Bagaimana konsep keberlangsungan bisnis perikanan Anda? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk pengelolaan bisnis perikanan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
-
Arsip
- November 2023 (1)
- Mei 2023 (1)
- Desember 2022 (1)
- Januari 2022 (1)
- Januari 2021 (1)
- Desember 2020 (2)
- Agustus 2020 (1)
- Mei 2020 (1)
- April 2020 (1)
- September 2019 (1)
- Juli 2019 (1)
- September 2018 (1)
-
Kategori
-
RSS
Entries RSS
Comments RSS