seafoodmanagementconsultant

KONSULTAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN

Menjalankan Audit GMP Secara Efektif dalam Perusahaan

Dalam penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan, pelaksanaan atas sistem GMP (Good Manufacturing Practice) di dalam industri pangan harus dibarengi dengan kegiatan evaluasi. Evaluasi atas GMP dilakukan melalui kegiatan audit GMP. Penetapan atas frekuensi audit GMP dilakukan sesuai dengan resiko atas keamanan pangan pada produk tersebut. Dalam proses penanganan atas audit GMP yang dijalankan, perusahaan sebaiknya memastikan bahwa mekanisme yang terkait dengan kegiatan audit GMP dijalankan secara tepat dan efektif. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk dapat menjalankan audit GMP yang efektif dalam perusahaan.

(1) Membentuk tim audit GMP

Audit GMP meskipun bersifat internal audit, harus dijalankan secara obyektif dan tepat sasaran. Sehingga dalam melakukan kegiatan audit diharapkan pelaksana dari kegiatan audit adaah tim yang dapat menjalankan tugas secara maksimal. Upaya untuk memaksimalkan tujuan dari audit GMP ini dapat dilakukan dengan memperkuat organisasi dengan tim GMP. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa audit GMP yang dijalankan dilakukan secara obyektif.

(2) Membuat Checklist GMP

Dalam kegiatan audit, penetapan atas panduan untuk menyusun checklist dilakukan untuk memastikan kegiatan audit dijalankan secara lengkap dan menyeluruh. Dimana checklist yang dimaksud dijalankan sebagai bentuk evaluasi untuk memastikan kelengkapan dari seluruh parameter yang akan dijalankan.

(3) Mengembangkan Pelatihan GMP

Pelatihan GMP dijalankan untuk meningkatkan pengetahuan dari karyawan perusahaan terkait dengan proses penerapan atas GMP. Pelatihan ini dapat membentuk kesadaran yang tinggi atas pengelolaan dari GMP yang ada di dalam perusahaan.

Selalu menjadi tantangan bagi perusahaan industri pengolahan pangan untuk memastikan penanganan atas keamanan pangan dijalankan secara tepat dan efektif. Lakukan proses penetapan GMP untuk memastikan bahwa pemenuhan persyaratan keamanan pangan dapat terpenuhi. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

November 12, 2023 Posted by | BRC, ISO 22000, Konsultan BRC, Konsultan HACCP, konsultan perikanan, Manual GMP, Manual HACCP, Pengolahan Produk | , , , | Tinggalkan komentar

Menyusun VACCP yang Tepat dan Efektif

Proses penyusunan VACCP (Vulnerability Analysis Critical Control Point) adalah salah satu dari persyaratan yang ditetapkan pada standar sertifikasi BRCGS (British Retail Consortium Global Standard) dan FSSC (Food Safety System Certification). Latar belakang yang mendasari mengapa VACCP dijalankan di dalam perusahaan sangat mendukung keamanan pangan.

Untuk dapat memiliki VACCP yang tepat, perusahaan sebaiknya melakukan langkah-langkah berikut.

(1) Menetapkan Tim VACCP

Penetapan tim diperlukan, mengingat bahwa manual VACCP bukanlah pekerjaan dari satu orang personel saja. Namun juga menjadi analisis yang lengkap dari seluruh proses yang ada dalam perusahaan. Proses risk assessment yang dijalankan untuk melakukan analisis terkait dengan fraud dan potensi subtitusi dapat teridentifikasi dari setiap kegiatan proses yang dijalankan dalam perusahaan.

(2) Melakukan penetapan atas resiko

Penetapan atas resiko diidentifikasi dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk di dalam issue yang terkait dengan potensi yang muncul dari bahan baku ataupun supplier. Penetapan atas resiko ini dilihat dengan adanya informasi seperti kemunculan kasus yang terkait dengan subtitusi atau penipuan terkait dengan bahan baku dan material yang ada. Setiap resiko dilakukan analisis tidak hanyak terkait dengan faktor eksternal (supplier) , tetapi juga pada proses yang ada dalam perusahaan. Terdapat beberapa tahapan proses yang berpotensi menimbulkan mekanisme fraud yang ada dalam perusahaan.

(3) Menetapkan proses pengendalian proses dan resiko

Sama seperti pengendalian resiko lainnya, penetapan atas SOP (Standard Operating Procedure) yang terkait dengan penanganan resiko harus dipastikan mampu untuk meminimalkan kemungkinan resiko yang dimaksud. Analisis due dilligence patut menjadi salah satu contoh bagaimana perusahaan menjalankan penanganan resiko yang muncul terkait dengan fraud dan sabotase yang dimaksud.

Bagaimana perusahaan Anda dapat mengendalikan resiko atas fraud dan subtitusi ? Lakukan setiap tahapan dengan cermat dan apabila diperlukan, perusahaan dapat mempergunakan referensi eksternal yang tepat dalam proses pengendalian resiko yang dimaksud. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Mei 28, 2023 Posted by | Uncategorized | , , , , , , , | Tinggalkan komentar

Mengenali Perubahan BRCGS Food Issue 9

Di bulan Agustus 2022, BRCGS telah menerbitkan versi terbaru dari BRGS Food dimana terdapat beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan terkait dengan penerapan dan implementasinya. Lalu perubahan apa saja yang muncul dan harus dipertimbangkan terkait dengan perubahan atas sistem BRCGS ? Berikut ini adalah beberapa perubahan yang dapat menjadi gambaran atas persiapan perubahan yang muncul.

(1) Adanya Announced Audit

Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan yang menjalankan sertifikasi BRGS Food, dalam issue 9 ini terdapat proses announced audit. Kegiatan announced audit tersebut dijalankan dalam periode setiap 3 tahun sekali. Diharapkan dengan menjalankan sistem yang tepat, kegiatan announced audit dapat dilalui perusahaan.

(2) Pengendalian Berbasiskan Resiko

Penetapan atas sistem pengendalian, termasuk PRP, ditetapkan berdasarkan pada sistem pengelolaan atas pemasok. Identifikasi resiko dilakukan berdasarkan pada resiko yang terkait dengan keamanan pangan, kualitas dan authentifikasi. Produk yang terkelola dalam sistem dengan resiko tinggi wajib dilengkapi dengan sistem pengendalian resiko yang tepat.

(3) Proses Penelusuran

Aspek atas penelusuran di dalam BRGS versi terbaru mempertimbangkan persyaratan untuk pemasok dengan resiko tinggi. Proses penelusuran dilakukan untuk memastikan bahwa sistem yang dijalankan oleh pemasok sesuai dengan persyaratan standar. Pengujian atas penelusuran ini wajib untuk dilakukan.

Penerapan atas BRCGS Food Issue 9, menjadi salah satu hal yang dapat membantu perusahaan secara stragegis. Penerapan ini dapat meningkatkan kualitas perusahaan dan mengoptimalkan bisnis perusahaan. Ada baiknya perusahaan mencari referensi eksternal yang tepat dalam penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Desember 8, 2022 Posted by | BRC, ISO 22000, Konsultan BRC, konsultan industri perikanan, Uncategorized | , , , , , | Tinggalkan komentar

Penetapan Protokol Covid 19 Dalam Industri Pangan/ Perikanan

Menghadapi pandemi Covid-19, industri pangan masuk ke dalam sektor kritikal yang diperbolehkan untuk tetap beroperasi selama PPKM. Dalam beberapa kondisi, industri pangan adalah industri yang memiliki tingkat kontinyutas yang tinggi. Dampak atas resiko pandemi ini akan berefek salah satunya adalah kepada karyawan dan pelanggan yang terkait dengan potensi kemunculan Covid-19 yang dapat berdampak pada keberlangsungan usaha maupun persyaratan keamanan yang ditetapkan dalam sistem operasional perusahaan.

Protokol Covid-19 ini sendiri diaplikasikan ke dalam persyaratan protokol kesehatan karyawan juga, dimana aspek penanganan atas persyaratan kesehatan diperlakukan untuk mencegah adanya Food Born Disease, namun aplikasi yang sama juga dijalankan dalam protokol perusahaan. Lalu bagaimana langkah yang dapat perusahaan lakukan untuk dapat mengaplikasikan protokol Covid-19.

Berikut ini terdapat beberapa tahapan yang perusahaan dapat aplikasikan sesuai dengan persyaratan dari BRC (British Retail Consortium) maupun FSSC (Food Safety System Certification).

(1) Mengaplikasikan Medical Screening yang Tepat

Melakukan proses pemeriksaan terhadap seluruh karyawan yang masuk ke area perusahaan. Melakukan pengecekan temperatur dapat dilakukan sebagai salah satu bentuk screening. Screening lainnya adalah dengan pola pertanyaan kuesioner, dimana karyawan ataupun tamu diberikan serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan risk assessment personel yang akan masuk ke dalam perusahaan. Pemeriksaan atas temperatur dan kuesioner tersebut akan dievaluasi untuk dapat memastikan bahwa persyaratan kesehatan dari karyawan telah memenuhi standar persyaratan.

(2) Menetapkan Protokol Covid-19

Perusahaan memastikan adanya penetapan penjagaan jarak dalam bekerja, program cuci tangan dan penggunaan masker. Konsep pencegahan kontaminasi dan protokol ini juga dijalankan dalam proses penanganan atas material dan bahan kemas. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya potensi kontaminasi dari virus yang menempel di material dan bahan kemas yang dimaksud.

(3) Pelatihan Terkait dengan Protokol Covid-19

Program pelatihan disediakan dan dipastikan dijalankan sesuai dengan program aplikasi yang ada. Bagaimana konsep protokol Covid-19 itu dijalankan, pemahaman terkait dengan pandemi dari Covid-19 serta indikasi yang muncul terhadap penyakit tersebut. Tujuan dari pelatihan tersebut adalah untuk memastikan bahwa seluruh karyawan yang ada dalam perusahaan memiliki pemahaman yang tepat atas Covid-19.

(4) Pengecekan Covid-19 Pada Karyawan

Proses pengecekan kesehatan sangat penting untuk dijalankan, termasuk pemeriksaan terkait dengan Covid-19. Karyawan/ tamu yang bekerja dengan resiko kontak dan berada pada area dimana terdapat resiko kontak, sebaiknya dipastikan untuk melakukan proses pengujian Covid-19. Hasil pengujian didata dan dipastikan apabila terdapat kemunculan kasus, perusahaan melakukan proses penelusuran dan pengujian pada riwayat kontak dari personel yang dimaksud. Produk yang apabila beresiko dapat dilakukan proses pemeriksaan.

(5) Penetapan Kontinyuitas Bisnis

Perusahaan harus memiliki perencanaan strategis apabila dalam kondisi tertentu berhenti operasionalnya karena pandemi. Penetapan SOP contingency dalam proses mengakomodasi terkait dengan kontinyuitas bisnis agar perusahaan dapat berjalan secara terus-menerus.

Bagaimana penetapan sistem pengendalian kesehatan dijalankan terkait dengan pandemi saat ini? Perusahaan harus memastikan bahwa protokol dijalankan secara optimal untuk memastikan kontinyuitas bisnis berjalan secara efektif. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Januari 3, 2022 Posted by | BRC, ISO 22000, Konsultan HACCP, konsultan industri perikanan, konsultan perikanan, Manual GMP, Manual HACCP, Pengolahan Produk, Training, Uncategorized | , , , , , , | Tinggalkan komentar

Memahami Pelatihan Wajib Dalam Penerapan HACCP

Dalam prinsip Food Hygiene, pelaksanaan Sistem Manajemen Keamanan Pangan (HACCP) mewajibkan adanya kebutuhan pelatihan. Pelatihan yang terkait dengan implementasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan menjadi bagian penting dan menjadi persyaratan wajib yang harus dipenuhi dalam penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan.

Untuk dapat mengimplementasikan Sistem Manajemen Keamanan Pangan secara tepat, berikut ini adalah pelatihan wajib yang harus diterapkan sesuai dengan persyaratan Food Hygiene.

(1) Pelatihan HACCP

Pelatihan ini berisi seluruh informasi yang memuat teknik penyusunan HACCP sesuai dengan prinsip dasar dari implementasi tersebut. Pelatihan ini diharapkan memuat informasi terkait dengan proses mengidentifikasi bahaya keamanan pangan, proses penetapan titik kritis, serta control measure yang terkait dengan penanganan bahaya. Pelatihan ini sebaiknya juga dilengkapi dengan informasi teknis terkait dengan PRP (Pre Requisite Program)

(2) Pelatihan Chemical Control

Pelatihan ini bertujuan untuk menjaga produk dari potensi bahaya bahan kimia yang beresiko mengkontaminasi produk. Mengklasifikasikan antara bahaya bahan kimia food grade dan non food grade serta bagaimana proses penanganan atas bahan kimia tersebut. Termasuk aspek safety, proses labeling serta penggunaannya untuk mencegah kemunculan kontaminasi.

(3) Pelatihan Penanganan Allergent

Allergent menjadi salah satu bahaya keamanan pangan yang perlu untuk dikendalikan. Pengenalan dan identifikasi atas allergent serta bagaimana proses penanganan allergent tersebut dijalankan untuk dapat memastikan tidak adanya kontaminasi ke dalam produk.

(4) Pelatihan CCP dan OPRP

Apabila di dalam tahapan proses tersebut ditemukan adanya CCP dan OPRP maka personel yang bertanggung jawab di point CCP dan OPRP tersebut dapat menjadi bagian untuk memastikan bahwa Sistem Manajemen Keamanan Pangan dapat memastikan adanya proses pengendalian atas batas kritis dengan tepat dan efektif.

(5) Pelatihan Pest Control

Meskipun banyak perusahaan pangan mempergunakan vendor pihak ketiga, adalah penting bagi perusahaan untuk memahami aplikasi penanganan dari program pengendalian hama. Pengenalan atas hama serta cara penanggulangannya untuk memperkecil peluang kemunculan hama.

Bagaimana dengan program pelatihan Sistem Manajemen Keamanan Pangan yang dilakukan oleh perusahaan Anda? Lakukan proses implementasi pelaksanaan Sistem Manajemen Keamanan yang tepat dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Januari 13, 2021 Posted by | BRC, ISO 22000, Konsultan HACCP, konsultan industri perikanan, Manual GMP, Manual HACCP | , , , , , | Tinggalkan komentar

Implementasi HACCP Pada Industri Pengolahan Paska Panen

Proses implementasi HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) pada sektor komoditas (seperti kopi, teh, gula, dan hortikultura) sangat menarik dibandingkan pada pengolahan bahan pangan lainnya. Hal ini disebabkan karena pada pengolahan komoditas, produk yang masuk ke dalam area pengolahan adalah produk fresh hasil dari proses penanaman. Hal ini sangat berbeda apabila dibandingkan dengan industri pangan lainnya dimana bahan baku dari industri tersebut berasal dari hasil pengolahan yang cenderung lebih dapat terkendali dibandingkan dengan pengolahan paska panen.

Untuk dapat mengimplementasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan HACCP, perusahaan dipastikan harus dapat melakukan penanganan atas status pengolahan proses yang tepat untuk memastikan produk tersebut aman terkonsumsi oleh konsumen.

(1) Melakukan Kajian Atas Penanaman

Penanaman atas produk harus dipastikan sesuai dengan persyaratan dan regulasi yang terkait dengan produk pangan itu sendiri. Memastikan bahwa aplikasi penggunaan material pestisida dan pupuk dijalankan sesuai dengan referensi dan ditangani oleh ahli yang tepat. Bagaimana perusahaan memastikan bahwa sistem aplikasi tercatat dengan baik pada setiap tahapannya. Pemantauan dan verifikasi dilakukan mulai saat pembenihan, aplikasi , panen maupun pada saat transportasi pengiriman.

(2) Mengembangkan Sistem Paska Panen yang Tepat

Kegiatan paska panen sangat rawarn atas kemunculan kontaminasi. Pengendalian atas kebersihan terkait dengan sitem transportasi, pembersihan serta penerimaan produk adalah kondisi yang harus terkendali secara cermat. Sistem penerapan Pre Requisite Program (yaitu GMP dan SSOP) harus dipastikan dijalankan untuk memastikan tidak adanya kontaminasi yang beresiko pada konsumen.

(3) Mengendalikan Pengolahan Produk

Penanganan atas pengolahan seperti pencucian, harus dijalankan dengan mempergunakan air yang sesuai dengan standar persyaratan air minum. Memastikan bahwa setiap tahapan proses dilakukan analisis bahaya untuk kemudian ditetapkan control measure yang tepat atas bahaya yang ditemukan tersebut.

Konsep dari penanganan proses pengolahan pangan adalah bagamana meminimalkan setiap potensi bahaya yang muncul. Program HACCP adalah salah satu bentuk penanganan yang efektif yang dipergunakan sebagai jaminan keamanan pangan dalam proses pengolahan tersebut. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat terkait dengan penanganan atas produk tersebut. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Desember 28, 2020 Posted by | BRC, ISO 22000, konsultan bap, konsultan fami-qs, konsultan industri perikanan, Manual GMP, Manual HACCP, Pengolahan Produk, Training, Uncategorized | , , , , | Tinggalkan komentar

Mengembangkan dan Mengoptimalkan Fungsi Supervisor dalam Industri Perikanan

Industri perikanan adalah salah satu industri yang memiliki rantai proses yang melibatkan banyak skill manusia. Menariknya dari bahan alam, proses penggunaan manusia dalam proses pengolahan menjadi bagian penting. Peranana dari fungsi supervisor akan memberikan peranan yang kuat dalam proses pengelolaan industri yang dijalankan.

Lalu bagiamana perusahaan dapat meningkatkan kualitas supervisor sehingga mampu untuk mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan dengan tepat? Berikut ini adalah tahapan yang dapat dilakukan oleh perusahaan perikanan untuk mengoptimalkan fungsi supervisor dalam perusahaan.

(1) Memahami Fungsi Supervisor

Dalam konsep pengelolaan manajemen Sumber Daya Manusia, fungsi supervisor adalah fungsi manajemen yang paling kompleks apabila dibandingkan dengan fungsi manajerial lainnya.  Dalam penerapan problem solving, fungsi supervisor memiliki konsep pemecahan yang sederhana namun tingkat keragaman yang tinggi.  Sehingga tidak jarang, banyak menjalankan tugas dan fungsi di luar job description yang ditetapkan dalam perusahaan. Non formal fungsi lebih banyak dijalankan oleh fungsi supervisor tersebut. Ada baiknya perusahaan mendetailkan ekspektasi atas peranan supervisor secara tepat, untuk kemudian menginformasikan gambaran terhadap fungsi tersebut dengan tepat kepada personel.

(2) Membangun Sistem Verifikasi dan Pelaporan

Penetapan tanggung jawab terhadap fungsi supervisor, seharusnya tidak hanya memuat informasi lisan saja. Pencatatan terkait dengan fungsi supervisor juga penting untuk didesain dalam perusahaan.  Supervisor menjalankan fungsi verifikasi terhadap kegiatan proses yang dijalankan dalam perusahaan beserta sistem pelaporannya. Dimana di dalamnya, supervisor harus dapat melakukan proses analisis data serta menetapkan rekomendasi pemecahan masalah yang tepat.

(3) Mengembangkan Kinerja Tim yang Tepat

Pendekatan psikologis perlu dikembangkan dalam teknis pengembangan fungsi supervisor dalam perusahaan. Teknis penerapan aspek leadership dalam organisasi harus dapat dikembangkan secara optimal dalam perusahaan, termasuk bagaimana pengembangan tim dari supervisor tersebut bertanggung jawab.  Penerapan target individu dan kelompok perlu dikembangkan untuk dapat memastikan bahwa tanggung jawab yang dijalankan bersifat terukur.

Bagaimana dengan pengembangan supervisor dalam industri Anda? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk dapat mengembangkan fungsi supervisor dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Desember 23, 2020 Posted by | ISO 22000, konsultan industri perikanan, konsultan perikanan, Uncategorized | , , , , , | Tinggalkan komentar

Mendesain Control Measure dalam HACCP

Dalam proses penyusunan HACCP dalam suatu perusahaan, banyak perusahaan mengalami kesulitan dalam mendesain control measure untuk dapat meminimalkan resiko yang ada.  Terkadang control measure yang tidak tepat dapat menyebabkan overcost (nilai biaya yang berlebihan), lalu bagaimana control measure ditetapkan dalam perusahaan.

Terdapat 3 (tiga) kategori yang terkait dengan penetapan Control Measure yang ditetapkan dalam HACCP.  Berikut ini adalah kategori yang dimaksud.

(1) Control Measure dalam bentuk PRP (Pre Requisite Program)

Penggunaan control measure dalam bentuk PRP diberlakukan pada jenis bahaya yang tidak bersifat signifikan. Dimana proses penetapan control measure ini berbentuk GMP dan SSOP sehingga dapat meminimalkan bahaya yang muncul.

(2) Control Measure dalam bentuk Control Plan

Penggunaan control measure dalam bentuk Control Plan ditetapkan pada desain khusus sesuai dengan bahaya yang telah ditetapkan.  Bagaimana control plan tersebut didesain sangat spesifik bisa berbentuk OPRP apabila tingkat resiko yang ditemukan tersebut dapat berdampak membahayakan produk dalam tingkatan yang tidak dapat diterima.

(3) Control Measure dalam bentuk CCP

Pengendalian yang dilakukan untuk tahapan beresiko yang berdasarkan pada pohon keputusan HACCP memberikan resiko pada tingkatan yang tidak dapat ditoleransi.  Penetapan control measure sangat spesifik dan harus tervalidasi untuk memastikan kesesuaian atas persyaratan yang ditetapkan.

Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan yang efektif dalam perusahaan Anda. Lakukan penetapan referensi eksternal yang tepat dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Agustus 12, 2020 Posted by | ISO 22000, konsultan fami-qs, konsultan industri perikanan, konsultan lay out GMP, konsultan perikanan, Manual HACCP, Uncategorized | , , , , , | Tinggalkan komentar

Mendesain Lay Out Industri Pangan yang Tepat dan Efektif

Dalam proses pengelolaan dan pengolahan produk pangan, sangat penting bagi perusahaan untuk memiliki lay out proses yang tepat dan efektif.  Bagi perusahaan pangan, penetapan lay out adalah faktor penting yang terkait dengan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dan Efisiensi Perusahaan.

Untuk dapat mengoptimalkan lay out dalam industri pangan, berikut ini adalah beberapa tahapan yang harus perusahaan pertimbangkan.

(1) Mengidentifikasi Resiko

Melakukan proses penilaian resiko (risk assessment) produk dan proses dengan tepat.  Mengusahakan adanya pembedaan area terkait dengan resiko dilakukan untuk mencegah adanya kontaminasi terkait dengan keamanan pangan.  Pemisahan atas lokasi yang tepat juga dapat meminimalkan biaya, karena menghindarkan adanya biaya tambahan terkait dengan pengelolaan resiko yang dijalankan.

(2) Melakukan Penetapan Material Bangunan

Dalam melakukan proses penetapan lay out,  perusahaan juga harus mempertimbangkan jenis material yang dipergunakan. Terdapat beberapa pertimbangan yang terkait dengan pemilihan material bagunan yang dipergunakan, dimana material sebaiknya tidak terbuat dari kayu ataupun gipsum yang mudah untuk rontok, selain itu memastikan komponen metal yang dipergunakan tercegah dari potensi adanya karat ke dalam produk.

(3) Mempertimbangkan Alir Proses

Dalam mendesain lay out, perusahaan harus mempertimbangkan faktor alir proses. Pertimbangan untuk jalur pergerakan dari area kotor ke area bersih, begitupula sebaliknya. Bagaimana perusahaan harus dapat mempertimbangkan faktor udara serta bagaimana faktor lingkungan tidak memberiksan resiko kepada produk.

Bagaimana proses pendesainan lay out industri pangan dijalankan dalam perusahaan Anda? Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat terkait dengan pengelolaan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dan Sistem Manajemen Mutu dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

 

 

 

Mei 22, 2020 Posted by | BRC, ISO 22000, konsultan fami-qs, konsultan industri perikanan, konsultan lay out GMP, Uncategorized | , , , , | Tinggalkan komentar

Pengelolaan Keamanan Pangan Selama Masa Pandemi

Dalam proses pengelolaan standar keamanan pangan yang diterbitkan oleh BRC (British Retail Consortium), maka sistem pengelolaan keamanan pangan mengalami banyak perubahan terkait dengan proses pengelolaan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dalam perusahaan.

Lalu bagaimana proses pengelolaan keamanan pangan yang dijalankan sesuai dengan persyaratan dari Sistem Pandemi dalam perusahaan? Berikut ini adalah beberapa desain sistem yang ditetapkan oleh BRCGS (British Retail Constortium Global Standard), lalu bagaimana desain sistem yang dimaksudkan tersebut.

(1) Pemastian Adanya Identifikasi Issue Pandemi dalam Penilaian Resiko

Melakukan proses pelaksanaan yang terkait dengan bagaimana issue pandemi tersebut memberikan resiko ke dalam perusahaan. Memastikan analisis atas issue pandemi tersebut ke dalam perencanaan Sistem Manajemen Keamanan Pangan.

(2) Proses Implementasi Sistem

Menyediakan sistem yang dipergunakan dalam proses pengendalian dan penanganan apabila resiko adanya pandemi muncul dalam ruang lingkup perusahaan. Bagaimana perusahaan dapat memastikan terjalankan dengan tepat dan efektif.

(3) Sistem Evaluasi dan Pemantauan Sistem

Seluruh kegiatan pertemuan dan internal audit harus dapat dipastikan tersedia kegiatan untuk mengantisipasi resiko yang terkait dengan issue pandemi. Memastikan bahwa faktor issue ini terkaji dengan tepat sebagai bagian dari proses pemastian adanya sistem pemantauan dari issue pandemi tersebut.

Perusahaan diminta untuk mengakomodasi perubahan sistem yang dijalankan dalam perusahaan. Bagaimana perusahaan memastikan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dapat mengakomodasi issue pandemi yang muncul. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk memastikan adanya pengendalian Sistem Manajemen Keamanan Pangan dapat terakomodasi pada issue pandemi. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

 

April 29, 2020 Posted by | ISO 22000, Manual GMP, Manual HACCP, Uncategorized | , , , , | Tinggalkan komentar